Sabtu, 01 Desember 2012
scafolding
scaffolding adalah struktur sementara yang digunakan untuk mendukung orang dan material dalam pembangunan atau perbaikan dari bangunan dan struktur besar lainnya. Hal ini biasanya sistem modular dari logam pipa atau tabung, meskipun bisa dari bahan lain. Bambu sering digunakan dalam Asia.
Standar ini menetapkan persyaratan kinerja Eropa dan metode desain struktural dan umum untuk akses dan perancah bekerja. Persyaratan yang diberikan adalah untuk struktur perancah yang mengandalkan struktur yang berdekatan untuk stabilitas. Secara umum persyaratan tersebut juga berlaku untuk jenis lain dari perancah bekerja.
Tujuan dari perancah kerja adalah untuk menyediakan tempat yang aman dari kerja dengan akses yang aman cocok untuk pekerjaan yang dilakukan. Dokumen ini menetapkan persyaratan kinerja untuk perancah bekerja. Ini secara substansial bebas dari bahan yang perancah dibuat. Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai dasar untuk penyelidikan dan desain.
Dengan demikian persyaratan BS EN 12.811-1. TG20 sebagian besar didasarkan pada BS 5973 dengan ekstrak yang diambil langsung dari kode lama, itu juga menggunakan metode stres desain diperbolehkan. Namun, TG20 mendapat respon beragam dari industri Inggris dan sebagai hasilnya TG20 sedang ditulis ulang dan versi baru akan dirilis sekitar tahun 2008. Ini adalah alasan untuk situasi 'limbo'. Sampai peluncuran TG20 revisi HSE terus memungkinkan perancah yang akan dibangun sesuai dengan BS 5973.
Standar
Meluasnya penggunaan sistem perancah, bersama dengan pentingnya mendalam bahwa mereka diterima dalam aplikasi modern seperti proyek-proyek teknik sipil dan struktur sementara, menyebabkan definisi dari serangkaian standar yang mencakup sejumlah besar masalah-masalah tertentu yang melibatkan perancah. Di antara standar yang ada:
DIN 4420 , sebuah DIN standar dibagi dalam 5 bagian yang meliputi desain dan detail dari perancah, perancah tangga, persyaratan keselamatan dan jenis standar, bahan, komponen, dimensi dan kapasitas loadbearing.
DIN 4421 , sebuah DIN standar yang meliputi analisis, desain dan konstruksi perancah
29 CFR Part 1926: Keselamatan Standar Perancah Digunakan dalam Industri Konstruksi dari Amerika Serikat Keselamatan dan Kesehatan Administration (OSHA), dengan menyertainya "konstruksi eTool
alat tangan dan listrik
gergaji adalah mesin menggunakan bergigi logam pemotongan disc atau pisau . Istilah ini juga digunakan untuk longgar pisau itu sendiri. Pisau adalah alat untuk memotong kayu atau bahan lain dan mungkin genggam atau meja-mount. Hal ini juga dapat digunakan untuk membuat slot sempit (Dados). Sebagian besar gergaji dirancang dengan pisau untuk memotong kayu, tetapi juga dapat dilengkapi dengan pisau yang dirancang untuk memotong batu , plastik , atau logam . Ada juga tujuan-buatan gergaji melingkar dirancang khusus untuk bahan tertentu. Sementara hari gergaji melingkar hampir secara eksklusif didukung oleh listrik, yang lebih besar, seperti yang di " melihat pabrik ", secara tradisional didukung oleh air yang memutar besar roda . Sebuah pengaturan khusus melibatkan penggunaan motor hidrolik untuk menggerakkan gergaji melingkar. Hal ini memungkinkan untuk diikat ke alat berat, menghilangkan kebutuhan untuk sumber energi yang terpisah
Mesin Bor
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menyebutkan defenisi mesin bor
Menyebutkan fungsi mesin bor
Menyebutkan jenis-jenis mesin bor
Menyebutkan kapasitas mesin bor
Menyebutkan pemegang mata bor
Menyebutkan pemegang dan penjepit benda kerja
Menyebutkan jenis-jenis mata bor
Menyebutkan prinsip pengeboran
Menyebutkan kecepatan potong pengeboran
Menyebutkan pemakanan pengeboran
Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam yang berfungsi untuk mengerjakan lobang.
Fungsi mesin bor adalah:
- Membuat lobang
- Membuat lobang bertingkat
- Membesarkan lobang
- Chamfer
Jenis-jenis mesin bor menurut macamnya:
- Mesin bor meja
- Mesin bor lantai
- Mesin bor radial
- Mesin bor koordinat
- Mesin bor tangan
Sedangkan menurut kapasitasnya, mesin bor digolongkan atas:
- Diameter terbesar lobang yang dapat dikerjakan
- Jarak gerak poros maksimum turun naik
- Jarak poros maksimum dengan meja mesin
- Jarak terjauh antara tiang dengan poros mesin
Senin, 22 Oktober 2012
ILMU UKUR TANAH
SURVEY TANAH
Pengukuran dan Pemetaan Tanah
Pengukuran dan Pemetaan tanah pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui bentuk dan luasan tanah yang ada. Dalam beberapa hal khususnya pada permukaan tanah yang tidak rata, miring atau berbukit, diperlukan pengukuran tambahan yang berupa level atau kontur tanah dimana parameternya ketinggiannya di ukur dari permukaan laut.Untuk keperluan perencanaan serta tahap konstruksi pada proyek yang banyak berhubungan dengan infrastruktur seperti cut & fill, perumahan, jalan, saluran serta jembatanmaka peranan pengukuran serta pengumpulan data awal dari site memegang peranan yang sangat vital untuk mendukung proses selanjutnya yang berupa desain, dan perencanaan engineering, serta tahap konstruksi.
Output dari proses pengukuran dan kontur adalah berupa soft copy file biasanya dengan format File CAD realese 2005 atau yang terbaru 2010.
File tersebut merupakan basis data lapangan yang akan di olah lebih lanjut oleh konsultan perencana arsitektur dan engineering.
Produk atau Output tersebut harus meuat informasi berupa : Batas tanah atau area pengukuran / perencanaan, luas area pengukuran, Titik Bench mark ( BM ), Level dan Kontur tanah, serta informasi-informasi lain di site misalnya : Arah utara, Jalan utama dan lingkungan, Saluran serta arah aliran air, Jaringan listrik / jaringan telepon, pohon, bangunan, serta informasi-informasi lain di seputar site yang diperlukan untuk desain, perencanaan serta nanti pada tahap konstruksi.
PEMBESIAN
BAHAN-BAHAN/ PRODUK
2.1. Bahan-bahan
A. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu U-39, sesuai dengan SII 0136-84 dantulangan polos mutu U-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakanpada gambar-gambar struktur. Tulangan dengan diameter < 10 mm harusbaja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2
B. Tulangan Anyaman (Wire mesh) Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50,
mengikuti SII 0784-83.
C. Penunjang/ dudukan tulangan (Bar support) Dudukan tulangan haruslah tahu
beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanamkan, atau
individual high chairs.
D.Bolster n,c hairs,spac ers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
1Pakailah besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI (Concrete
Reinforcing Steel Institute), kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau“horizontal runners” dimana bahan dasar tidak akan langsungmenunjang batang kursi (chair legs) atau pakai lantai kerja yang rata.
4Untuk betoneks pos ed, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan “hot-dip-
galvanized” atau penunjang yang dilindungi plastik.
E. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak.
2.2. Jaminan Mutu
A.Kecuali pada kondisi tertentu, bahan-bahan baja tulangan tersebut harus
dari produk yang sama.
B.Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) untuk semua
tulangan yang dipakai harus diperlihatkan.
2.3.Persiapan Pekerjaan / Perakitan Tulangan
A.Pembengkokkan dan pembentukan. Pemasangan dan pembengkokkantulangan harus sedemikan rupa sehingga posisi dari tulangan sesuaidengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempatselama pengecoran berlangsung.
B.Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
C. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971 atau A.C.I.315.
2.4.Pengiriman, penyimpanan dan penanganannya
A.Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai denganetiket / label yang mncantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
B. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk menghindarai kerusakan.Gudang harus kering, bagus saluran-salurannya, dan terlindung darilumpur, kotoran, karat dsb.
PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
Pembersihan
Sebelum pengecoran beton, tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulitgiling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangidaya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau padasambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
B. Pemilihan/ seleksi tulangan yang tidak memenuhi syaratharus ditolak dari
lapangan
3.2. Pemasangan Tulangan
A. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI-71 koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakauntuk menghindari keterlabatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings)/ bukaan.
B. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang padaposisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakanspace rs/penjaga jarak.
2Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untukmemperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton denganpenjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit samadengan mutu beton yang akan dicor.
4.Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutupbeton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yangterbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu betonyang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m
2
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harusditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atauditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blokbeton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadapketepatanletak dari tulangan balok yang berbatasan.
C. Toleransi pada pemasangan tulangan.
1Terhadap selimut beton (selimut beton) : + 50 mm2Jarak terkecil pemisah antara batangan : + 25 mm3Tulangan atas pada pelat dan balok :
-balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : + 25 mm
-balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : + 50
mm.
-Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : + 100 mm
-Panjang batang: + 50 mm
4.Toleransi pada pemasangan ; lainnya sesuai PBI’71
D. Pembengkokan Tulangan, sesuai dengan PBI’71
1Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu seperti misalnya dipanaskan.
2Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskankembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokansebelumnya.
3Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak bolehdibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi
tidak boleh mencapai suhu lebih dari 8500
C.
6Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 1000
Cyang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan-perhitungansebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidakmengalami pengerjaan dingin.
7Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.
8Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalamjarak 8 kali diameter (diameterpengenal) batang dari setiap bagianbengkokan.
. Toleransi pada potongan dan pembengkokan tulangan
1.Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai denganyangditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransiyang disyaratkan oleh Perencana. Apabila tidak ditetapkan olehPerencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkantoleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2.Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran danterhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokditetapkan toleransi sebesar + 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkandalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkanmenurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan – 25 mm.
3.Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkantoleransi sebesar + 10 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar +25 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4.Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar + 6 mm.
F. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
1.Baja tulangan mutu U – 24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran
= 40kali diameter dengan kait
Panjang penyaluran
= 40 kali diameter dengan kait.
2.Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran
= 40 kali diameter tanpa kait
Panjang penyaluran
= 40 kali diameter tanpa kait.
3.Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi teganganterbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat betonharus diadakan ditengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan
PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN
Campuran-campuran beton harus dipilih sedemikian hinga hasil ekonomis berhubung dengan bahan-bahan yang ada dapat mencapai syarat-syarat yang dikehendaki mengenai kekuatan,ketahanan lama, dan pengerjaannya.beton sebenarnya tersusun dari air ,seemen dan agregat.dalam beberapa hal suatu bahan tambahan yang dicmpurkan
Sifat-sifat agregat dari kedua bahan (semen dan agregat) memberikan tanda-tanda yang nyata atas kekuatan dan ketahanan lama dari beton .juga terhadap banyak air yang dipergunakan untuk pengerjaan
Cara mencampur ada 2 macam ialah
I. Dengan perbandingan volume (isi) misalnya beton dengan ccampuran 1pc : 2pasir : 3kerikil berarti setiap 1”pc dibutuhkan 2”pasir dan 3 kerikil. Cara mencampur ini sukar mendapatkan hasil yang tepat sebaiknya perbandingan volume hanya dipakai untuk pekerjaan sederhanan
II. Dengan perbandinang berat. Misalnya beton dengan campuran 1pc : 2pasir : 3 kerikil. Berarti setiap 1 kg pc dibutuhkan 2 kg pasir dan 3 kg kerikil sebab setiapkali menimbang dalam berat tertentu pasti sama (volume mutlak = berat dibagi berat jenis)
Jumlah ksemeen minimal dan nilai faktor air.semen max
Jumlah semen minimum/m3
Beton(kg) Nilai faktor air Semen maxsimum
Beton didalam ruuangan bangunan
a. Keadaan kelilingnon korosif
b. Keadaan kelilig korosif disebabkan oleh kondensasi uap korosif
275
325
0.60
0.52
Beton diluar ruangan bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari lansung
325
275
0.60
0.60
Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sifat alkali dari tanah atau air tanah
325
375
0.55
0.52
Beton yang kontinu berhubungan dengan air
a. Air tawar
b. Air laut
275
375
0.57
0.52
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat 1m3 beton
Perbandingan dalam volume Bahan-bahan yang diperlukan
Kegunaan dalam konstruksi
Pc Pasir
Kerikil
Pc / kg
Pasir / m3 Kerikil / m3
a 1
1 1
1,5 1.5
2,5 508
374 0,406
0,449 0.069
0,749 Beton bertulang tahan air
a 1
1 2
2 3
4 320
276 0,512
0,442 0,79
0,884 Beton bertulang biasa
a 1
1 2,5
3 4
4 261
248 0,523
0,595 0,836
0,793 Beton tidak bertulang dengan masa besar
a 1
1 3
3 5
6 221
199 0,530
0,478 0,884
0,956 Lantai kerja
Keterangan : a dalam praktek jarang digunakan
Untuk campuran beton ditentuakn sebagai berikut :
1. Untuk beton mutu bo dapat dipakai setiap campuran yang lazim dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil.dengan syarat bahwa perbandingan jumlah pasir dan kerikil terhadap jumlah semen tidak boleh melampaui 8:1
2. Untuk beton B1 dan k 125 harus dipakai campuran nominal semen pasir dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,5 : 2,5
3. Untuk beton mutu k 175 dan mutu-mutu lain yang lebih tinggi harus dipakai campuran beton yang telah direncanakan
4. Dalam melaksanakan beton dengan campuran yang telah direncanakan, jumlah semen minimal dan nilai faktor air semen max yang dipakai disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya
GAMBAR BANGUNAN
Cara Membaca Skala Gambar Bangunan
Cara Membaca Skala Gambar Bangunan
berikut ini saya berikan buat anda yang masih binggung dalam
menerjemahkan skala dalam gambar desain rumah yang akan ada gunakan,
biasanya gambar desain rumah di buat dalam sebuah ukuran skala sebagai
dasar untuk mengetahui ukuran obyek pada gambar maupun bangunan
sesungguhnya, arti skala gambar bangunan adalah sebagai berikut
Sebelum kita mengetahui cara membaca skala gambar bangunan mari kita lihat dulu beberapa macam skala gambar
Sebelum kita mengetahui cara membaca skala gambar bangunan mari kita lihat dulu beberapa macam skala gambar
- 1 : 1 pada gambar detail seperti sambungan struktur baja yang memperlihatkan posisi baut dan jarak pemasangan.
- 1 : 2 juga digunakan pada gambar detail bangunan
- 1 : 5
- 1 : 10
- 1 : 15
- 1 : 20 dapat digunakan pada gambar detail pintu dan jendela
- 1 : 30 pada gambar detail pondasi
- 1 : 40 digunakan untuk gambar detail seperti desain septic tank, atau gambar yang menjelaskan bentuk dan ukuran bidang tertentu.
- 1 : 60 pada gambar detail struktur tangga untuk memperlihatkan ukuran anak tangga dan jarak pemasangan besi jika menggunakan konstruksi struktur beton bertulang.
- 1 : 100 untuk pembuatan gambar denah rumah, tampak rumah dan potongan, gambar denah pola lantai dan plafond.
- 1 : 200
- 1 : 500
- 1 : 1000 ditemui pada gambar site plan untuk memperlihatkan sebuah komplek dengan ukuran besar seperti lay out perumahan atau denah gedung bertingkat tinggi dengan luas bangunan cukup besar.dst.
Arti skala gambar diatas jika menggunakan satuan centi meter adalah
setiap 1 cm yang tergambar pada gambar bangunan mewakili panjang sebelah
kanan, misalnya 1 : 100 maka setiap 1 cm di gambar sama dengan 100 cm
ukuran bangunan sebenarnya. sehingga untuk mengetahui ukuran bangunan
yang tidak terdapat penjelasan ukuran pada gambar dapat menggunakan
skala misalnya sebuah ruang tamu pada gambar mempunyai panjang 3 cm jika
skala yang digunakan 1 : 100 maka ukuran ruang tamu sebenarnya adalah 3
cm x 100 cm = 300 cm atau 3 m.
Untuk membuat gambar secara manual dengan kertas gambar dan bolpoin maka perlu dihitung terlebih dahulu setiap ukuran bidang bangunan dengan cara membagi ukuran sebenarnya dengan skala kemudian menuangkanya kedalam gambar bangunan sesuai ukuran hasil perhitungan. sedangkan untuk penggambaran desain rumah dengan bantuan software komputer seperti autocad akan lebih mudah karena proses menggambar bangunan langsung berdasarkan ukuran sebenarnya atau 1 : 1 dan untuk mengatur skala setelah di cetak dapat dilakukan pada saat print out, demikian uraian tentang arti skala gambar bangunan
Untuk membuat gambar secara manual dengan kertas gambar dan bolpoin maka perlu dihitung terlebih dahulu setiap ukuran bidang bangunan dengan cara membagi ukuran sebenarnya dengan skala kemudian menuangkanya kedalam gambar bangunan sesuai ukuran hasil perhitungan. sedangkan untuk penggambaran desain rumah dengan bantuan software komputer seperti autocad akan lebih mudah karena proses menggambar bangunan langsung berdasarkan ukuran sebenarnya atau 1 : 1 dan untuk mengatur skala setelah di cetak dapat dilakukan pada saat print out, demikian uraian tentang arti skala gambar bangunan
Semoga penjelasan tentang cara membaca skala gambar bangunan
diatas sudah jelas dan bisa membantu anda semua yang sedang binggung
untuk mengartikaan skala dalam desain gambar bangunan rumah atau lainya,
ILMU BANGUNAN
Pengertian-pengertian
1. Bangunan gedung adalah wujud
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus ;
2.
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk
kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun
fungsi sosial dan budaya ;
3. Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum.
4.
Bangunan gedung khusus adalah bangunan teknis sipil lainnya yang
tidak termasuk bangunan gedung, gedung umum dan gedung tertentu yang
dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus
dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya
seperti menara/tower telekomunikasi,menara transmisi, tanki bahan
bakar, jembatan, billboard/megatron dan instalasi pengolahan/pemanfaatan
sumber daya alam;
5. Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun;
6.
Bangunan Semi Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi
konstruksi dan umur bangunan dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15
Tahun;
7. Bangunan Darurat /
Sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur
bangunan dinyatakan kurang dari 5 Tahun;
8.
Kapling / Pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut
pertimbangan Pemerintah Daerah dapat dipergunakan untuk tempat
mendirikan bangunan;
9.
Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan
gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan
persyaratan teknisnya;
10.
Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau
sebagaian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah
yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut;
11.
Mengubah Bangunan ialah pekerjaan mengganti dan atau menambah bangunan
yang ada, termasuk pekerjaan membongkar yang berhubungan dengan
pekerjaan mengganti bagian bangunan tersebut;
12.
Merobohkan Bangunan adalah pekerjaan meniadakan sebagian atau seluruh
bagian bangunan ditinjau dari fungsi bangunan dan atau konstruksi;
13.
Garis Sempadan adalah garis pada kapling yang ditarik sejajar dengan
garis as jalan, tepi sungai, atau as pagar dan merupakan batas antara
bagian kapling yang boleh dibangun dan yang tidak boleh dibangun;
14.
Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru,
mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung
sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang
berlaku ;
15. Permohonan izin
mendirikan bangunan gedung adalah perrnohonan yang dilakukan pemilik
bangunan gedung kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan izin
mendirikan bangunan gedung ;
16.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang
dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
17.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang
dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
18.
Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang
dan rencana tata bangunan dan lingkungan;
19.
Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari lantai dasar bangunan,
dimana bangunan tersebut didirikan sampai dengan titik puncak dari
bangunan;
20. Lantai dasar bangunan adalah ketinggian lantai dasar yang diukur dari titik referensi tertentu;
21.
Izin Penggunaan Bangunan selanjutnya disingkat IPB adalah Izin yang
diberikan untuk menggunakan bangunan sesuai dengan fungsi bangunan yang
tertera dalam IMB;
22. Izin
Penghapusan Bangunan (IHB) adalah Izin yang diberikan untuk menghapuskan
/ membongkar bangunan secara total baik secara fisik maupun secara
fungsi, sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB;
23.
Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil perencanaan tata
ruang wilayah Kota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah ;
24.
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang
meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta
kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.
ARTI DAN TUJUAN DESAIN INTERIOR
SILAHKAN DI KLIK…………..
Tahukah
anda apa artinya desain interior dan perlunya ada desain interior, Kita
coba mengetahui arti desai interior dulu. Arti desain interior adalah
merencanakan,menata dan merancang ruang- ruang interior dalam bangunan.
Tatanan fisik di atas dapat memenuhi kebutuhan dasar kita akan sarana
untuk bernaung dan berlindung, menentukan langkah sekaligus mengatur
bentuk aktifitas kita,memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-
ide yang mneyertai segala tindakan kita : mempengaruhi penampilan,
perasaan dan kepribadian kita . Oleh sebab itu , maksud dan tujuan
desain interior adalah untuk memperbaiki fungsi,memperkaya nilai
estetika dan meningkatkan aspek psikologis dari ruang interior.
Setiap
desain bertujuan menyusun secara teratur bagian demi bagian menjadi
satu tatanan yang utuh demi maksud- maksud tertentu. Dalam desain
interior,elemen- elemen yang dipilh dan ditata menjadi pola tiga dimensi
sesuai dengan garis- garis besar fungsi,estetika dan perilakunya.
Hubungan antara elemen- elemen yang terbentuk dari pola –pola ini pada
akhirnya menentukan kulaitas visual dan kecocokan fungsi suatu interior,
dan mempengaruhi bagaimana kita memahami dan menggunakannya.
Dalam
proses desain itu pula keunikannya yaitu bahwa proses desain itu tidak
selalu menuju ke satu jawaban yang pasti dan benar. Bahkan sering di
peroleh lebih dari satu solusi yang tepat untuk suatu masalah desain.
Jadi bagaimana kita dapat menilai apakah suatu desain itu baik atau
buruk?
Sebuah
desain dianggap baik dan bagus menurut pendapat perancangnya,kliennya
atau orang lain yang dan menggunakan desain tsb,karena sakah satu dari
beberapa alas an sebagai berikut :
- sebuah desain dianggap bagus sebab telah memenuhi fungsinya dengan baik-desain berhasil.
- Sebuah desain dianggap bagus sebab biaya murah-ekonomis,efesien dan tahan lama.
- Sebuah desain dianggap bagus sebab tanpak indah- secara estetis menyenangkan.
-Sebuah desain dianggap bagus sebab dapat menimbulkan kembali perasaan dan ingatan akan suatu waktu dan tempat- membawa arti.
Kadang- kadang, kita menilai suatu desain sebagai bagus karena kita berpendapat desain tersebut mengikuti mode desain yang sedang popular –sedang mode- atau karena dapat menimbulkan impresi pada orang lain- dapat mengangkat status kita.Beberapa desain dianggap bagus juga karena dianggap mudah dimengerti dan diterima oleh umum. Sedangkan yang lain baru dapat dihargai oleh sekelompok orang tertentu saja.Desain yang sukses biasanya dapat menyampaikan lebih dari satu pesan sehingga dapat menarik perhatian orang banyak.
Langganan:
Postingan (Atom)